Harta Haram

Allah Azza wa Jalla berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (al-Baqarah/2:168)

Melalui ayat ini dan ayat-ayat lain yang senada, Allah Azza wa Jalla memerintahkan manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik, makanan yang tidak membahayakan badan juga akal. Juga melarang manusia mengikuti langkah-langkah syaitan dengan mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah Azza wa Jalla  dan menghalalkan apa yang diharamkan-Nya, termasuk dalam hal ini memakan harta yang haram.

Jika perintah Allah ini diperhatikan oleh seseorang, maka dia akan mudah melakukan amal shaleh, namun jika sebaliknya, maka kecenderungan kepada haram pasti akan mendominasi dirinya.

Sementara itu, empat belas abad silam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah memperingatkan umatnya tentang kedatangan satu masa dimana banyak orang yang tidak peduli lagi dengan sumber penghasilannya, apakah dari yang halal ataukah yang haram ? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ, أَمِنْ حَلاَلٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ ؟

“Akan datang suatu masa, orang-orang sudah sudah tidak peduli lagi dengan apa dia mendapatkan harta. Apakah dari jalan yang halal ataukah dari jalan yang haram?” (HR. al-Bukhari).

Orang yang tidak peduli dengan sumber penghasilannya ini bisa jadi karena memang dia tidak tahu atau mungkin juga dia sudah tahu tetapi tetap dilanggar dengan berbagai macam alasan, bahkan kemudian membuat rekayasa. Orang pertama lebih ringan dibandingkan dengan orang kedua, karena bisa jadi dia akan meninggalkan yang haram itu dan bertaubat jika dia mengetahuinya. Sedangkan orang kedua, gemerlapnya dunia telah mempedayainya sehingga dia tidak bisa mengendalikan dan menundukkan kerakusan nafsunya. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mengingatkan :

تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَعَبْدُ الْخَمِيْصَةِ

“Celakalah hamba dinar, hamba dirham, dan celakalah hamba pakaian.” (HR. al-Bukhari).

Inilah doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berdoa maka pasti dikabulkan.

Jika ini dipahami dengan baik, maka sesulit apapun keadaannya, dia tidak akan mengatakan sebagaimana ungkapan banyak orang, “Jangankan yang halal yang haram juga susah” terlepas dari ungkapan ini adalah sebuah gurauan ataukah gambaran dari fakta di lapangan.

Akibat buruk lainnya dari mengkonsumsi harta haram adalah doanya tidak akan terkabul. Bukankah ini bencana yang sangat besar ? Siapa yang tidak ingin doanya terkabul, pasti semua ingin terkabul. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  pernah bersabda menceritakan tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya acak-acakan, tubuhnya dipenuhi debu, ketika itu lelaki tersebut berdoa dengan mengangkat kedua tangannya ke langit dan menyebut nama Allah Azza wa Jalla : Wahai Rabb, Wahai Rabb…, sementara laki-laki tersebut mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak halal, pakaiannya pun tidak halal dan selalu diberi (makanan) yang tidak halal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ

“Maka bagaimana mungkin permohonannya akan dikabulkan (oleh Allah)?” (HR. Muslim).

Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  menjelaskan bahwa orang tersebut sebenarnya telah menghimpun banyak  faktor yang seharusnya memudahkan terkabulnya permohonan dan doanya, akan tetapi karena perbuatan maksiat yang dilakukannya, yaitu mengkonsumsi harta yang haram, maka pengabulan doanya terhalangi.

أَقُوْلُ هـٰذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Efek buruk lainnya adalah harta haram itu akan menjadi bala’ baginya meskipun dipergunakan untuk jalan Allah Azza wa Jalla, karena Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima kecuali yang baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla itu maha baik, tidak menerima kecuali yang baik.”

Inilah sebagian diantara dampak buruk dari mengkonsumsi harta haram. Semoga Allah Azza wa Jalla melindungi kita semua dari tipu syaitan dan semoga Allah Azza wa Jalla mencukupkan kita dengan yang halal sehingga tidak terpikat dan tidak merasa butuh dengan yang haram.

(Diadaptasi dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XVI/1433H/2012).

PIC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *